PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA
PEMANFAATAN BAHAN BAKAR ALTERNATIF (BIOGAS)
Oleh:
Akramul
‘Ibad (1210072803013-2012)
Adek
Suhendra (1210072803035-2012)
Debby
Permata Sari (1210072803016-2012)
Meri
Oktavia (1210072803017-2012)
Yulhendra
Adhari (1210072803002-2012)
AKADEMIK MANAJEMEN
INFORMASI DAN KOMPUTER
(AMIK)
KOSGORO
SOLOK
2015
HALAMAN PENGESAHAN
USUL
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
- Judul Kegiatan : Pemanfaatan Bahan Bakar Altenatif (BIOGAS)
- Tema : Biogas
- Nama
Organisasi Pelaksana : PKM
Kewirausahaan
- Ketua
Pelaksana : Adek Suhendra
NIM /NRP :120100728030
Program Studi /
Jurusan :Teknik Komputer
Perguruan Tinggi : AMIK Kosgoro Solok
No. Telp / Hp : 0823899505xx
a.
E-mail
: Adexuncu11@Gmail.com
5.
Jumlah
Anggota Pelaksana (orang) : 4 Orang
- Dosen Pendamping
a.
Nama
Lengkap, Gelar : Drs.Mafardi Ahmad, M.Pd
b.
NIP : 196011231987031006
c.
No. Telp/ Hp :
7.
Lokasi
Kegiatan / Mitra : Jorong Sawah Sudut, Nagari Selayo
Kelurahan / Kec : Kecamatan Kubung
Kabupaten / Kota : Solok
Provinsi : Sumatera Barat
Jarak PT ke lokasi
mitra (km) : 5 km
8.
Jangka
Waktu Pelaksanaan (bulan) : 1 bulan
9.
Biaya
Total (Rp) : Rp. 28.905.000,-
Dikti (Rp) : Rp.50.000.000-,
Sumber lain (Rp) :
Rp. 0-,
Solok,
3 April 2012
Menyetujui,
Dosen
Pendamping
(Drs.Mafardi Ahmad, M.Pd)
NIP
: 196011231987031006
|
Ketua
Pelaksana Kegiatan
(Adek Suhendra)
NIRM: 12100728030
|
IDENTITAS PROPOSAL PROGRAM HIBAH
BINA DESA
1.
Judul
: Pemanfaatan Alam
Alternatif (BIOGAS)
2.
Tema : Bio Gas
3.
Nama
Organisasi Pelaksana :UKM
4.
Ketua
Pelaksana : Adek
Suhendra
Nama :Adek
Suhendra
NIM :1210072803035
Tahun Angkatan : 2012
Jurusan / Departemen : Teknik Komputer
Program Studi /
Jurusan : Teknik Komputer
Perguruan Tinggi : AMIK Kosgoro Solok
Alamat Perguruan
Tinggi : Jl Koto Panjang No. 340 Kota Solok
No. Telpn/ Hp :
082389950595
E-mail :
Adexuncu11@Gmail.com
Anggota
Nama :Akramul
‘ibad
NIM :
1210072803013
Jurusan / Departemen : Teknik Komputer
Perguruan Tinggi : AMIK Kosgoro Solok
Nama :Debby
Permata Sari
NIM :
1210072803016
Jurusan / Departemen : Teknik Komputer
Perguruan Tinggi : AMIK Kosgoro Solok
Nama :Meri
Oktavia
NIM :
1210072803017
Jurusan / Departemen : Teknik Komputer
Perguruan Tinggi : AMIK Kosgoro Solok
Nama
:Yulhendra Adhari
NIM :
1210072803002
Jurusan / Departemen : Teknik Komputer
Perguruan Tinggi : AMIK Kosgoro Solok
Nama Penanggun Jawab
: Adek Suhendra
(PR / PK / PD) :
NIP : 12100728030
Nama Dosen
Pendamping : Drs.Mafardi Ahmad, M.Pd
NIP / NIDN : 196011231987031006
No. Hp :
No. Hp :
E-mail :
Biaya yang diperlukan
(Rp) : Rp 28.905.000,-
Biaya yang
diusulkan(Rp) : Rp 50.000.000-,
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kenaikan
harga minyak dunia dan menurunnya ketersediaan cadangan bahan bakar minyak,
berdampak pada krisis energi yang besar-besaran. Krisis energi yang terjadi sangat dirasakan oleh semua lapisan
masyarakat dan tentu saja memengaruhi segala aspek perokonomian. Kondisi ini
berdampak pula pada harga bahan bakar minyak yang semakin tinggi dan sulit dijangkau oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya masyarakat pedesaan. Seiring
kenaikan bahan bakar minyak yang meningkat secara signifikan, memengaruhi
kebutuhan masyarakat akan energi juga terus meningkat; karena kenaikan harga
bahan bakar minyak ini tidak diiringi dengan kenaikan pendapatan yang
signifikan. Hal ini, membuat dampak pada
kesejahteraan masyarakat menjadi rendah, khususnya masyarakat di Sawah Sudut Nagari Selayo Kabupaten Solok yang
sebagian besar berprofesi sebagai petani dan buruh tani. Masyarakat nagari Selayo yang bekerja sebagai tani dan buruh
tani dengan penghasilan yang tidak tetap dan sangat rendah.
Selain
meningkatnya harga bahan bakar minyak, maka Program konversi minyak tanah ke
gas, menjadi pilihan utama masyarakat. Masyarakat memilih menggunakan
LPG karena Gas dalam tabung berkapasitas 3 kg dapat diperoleh di warung
atau toko-toko sekitar lokasi. Gas dalam tabung 3 kg tersebut dipasarkan dengan
harga Rp 15.000,00 per tabung. Dalam satu bulan rata-rata setiap rumah tangga
menghabiskan 3-4 tabung gas. Namun, sering kali harga gas melonjak ketika
keberadaan gas berkurang atau langka di pasaran tanpa masyarakat mengetahui penyebabnya.
Tentu saja hal ini membebani dan merepotkan masyarakat yang telah tergantung
pada pemakaian LPG.
Kebijakan
pemerintah untuk mengatasi kelangkaan energi mengalami kendala karena
pengembangan energi baru dan terbarukan belum dikembangkan secara optimal.
Ketergantungan pada minyak masih tinggi seiring peningkatan kebutuhan energi,
padahal suplai minyak kian ketat ditengah persaingan global, sehingga
kemandirian energi masih sebatas mimpi.
Masyarakat
pedesaan di nagari Selayo pada
umumnya, berprofesi sebagai petani juga merangkap sebagai peternak, Menurut
penuturan masyarakat setempat khusunya yang lanjut usia, bahwa pada waktu dulu
setiap rumah di desa tersebut memiliki hewan dan ternak peliharaan. Hewan-hewan
tersebut dipergunakan untuk mendukung pertanian, baik sebagai pembajak sawah maupun penghasil
pupuk organik. Namun, karena kebijakan akan penggunaan pupuk kimia dalam
pengolahan pertanian dan munculnya traktor yang digerakkan oleh mesin serta
pertimbangan aspek ekonomis yang lain, lambat laun kebutuhan akan dukungan
ternak menjadi berkurang. Hal ini berpengaruh pada manfaat hewan sebagai
pendukung pertanian dan penghasil pupuk organik, sehingga keterikatan keluarga
petani terhadap ternak sapinya mengalami penurunan.
Di samping itu, pemerintah pun
membuka lebar-lebar pintu import sapi maupun dagingnya yang dengan serta merta
menjungkalkan harga sapi lokal hingga berada dibawah biaya pemeliharaannya.
Permasalahan
kebutuhan energi di pedesaan sebenarnya dapat diselesaikan dengan menggunakan
sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, murah, dan mudah diperoleh dari
lingkungan sekitar dan bersifat dapat diperbaharui. Salah satu energi
alternatif yang ramah lingkungan yang dapat diupayakan di pedesaan adalah
biogas (gas bio) yang dihasilkan dari bahan-bahan organik seperti kotoran hewan
ternak. Kandungan biogas terdiri dari gas metan (60%-70%), karbondioksida
(40%-30%), dan beberapa gas lain dalam jumlah kecil. Energi lestari ini dapat
diperoleh melalui proses anaerob
dalam suatu wadah yang disebut digester.
Pada prinsipnya pembuatan biogas sangat sederhana, yaitu memasukkan substrat (kotoran sapi) ke dalam digester yang menyekat ruangan di
dalamnya dari udara lingkungan (anaerob).
Dalam waktu tertentu, biogas akan terbentuk yang selanjutnya dapat digunakan
sebagai sumber energi, misalnya untuk menggantikan bahan bakar kompor gas (LPG).
Disamping
dapat mengasilkan energi yang ramah lingkungan, penggunaan biodigester dapat
pula membantu sistem pertanian dengan hasil sampingannya berupa pupuk organik
dengan mutu yang baik. Seperti diketahui pupuk organik dapat mengembalikan
kualitas tanah dan menghasilkan produk pertanian yang sehat untuk dikonsumsi.
Hal ini lambat laun akan membawa kembali peran penting ternak dalam siklus
kehidupan petani.
Efek positif
yang lain dalam pemanfaatan biodigester adalah dapat membantu upaya mengurangi
emisi gas metan (CH4) yang dihasilkan dari dekomposisi bahan organik yang
diproduksi di sektor pertanian dan peternakan.
Dalam sektor peternakan, kotoran sapi tidak dibiarkan terdekomposisi
secara terbuka melainkan difermentasi menjadi energi biogas dalam ruangan
digester, sehingga gas metan yang dihasilkan tidak akan mencemari udara.
Lingkungan hidup di sekitar peternakan juga menjadi lebih sehat karena tidak
tercemari bau kotoran ternak, tidak banyak lalat dan nyamuk. Bersama dengan gas
karbondioksida, gas metan merupakan gas rumah kaca, yang menyebabkan terjadinya
fenomena pemanasan global. Pengurangan gas metan secara lokal ini dapat
berperan positif dalam upaya penyelesaian permasalahan pemanasan global,
sehingga dapat pula dimasukkan dalam program internasional Clean Development Mechanism.
Tipe desain
digester yang telah dipergunakan masyarakat di daerah yang lain adalah jenis
fixed dome. Digester tipe ini memiliki daya tampung yang besar dan mudah
perawatannya. Tetapi biaya pengadaan setiap unit digester ini mahal (diatas 10
juta rupiah) dan pembuatannya membutuhkan tenaga yang terlatih karena bentuk
konstruksinya seperti setengah bola. Kendala biaya dan sumberdaya manusia yang
terbatas kemampuannya ini ternyata menjadi penyebab lambatnya perkembangan
pemanfaatan biogas di masyarakat.
B. PERUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana mengolah kotoran hewan
menjadi bahan bakar sehingga bernilai
ekonomis dan tidak
menimbulkan polusi ?
2.
Masyarakat
pedesaan belum mengelola secara optimal sumberdaya yang ada di peternakan untuk
menuju kemandirian energi dan lingkungan yang lestari ?
3.
Masyarakat
belum mengenal banyak tentang teknologi biodigester yang murah dan mudah
dalam pemanfaatannya
4.
Pemanfaatan
biogas belum memasyarakat secara luas
C. TUJUAN
Program kreativitas ini
bertujuan untuk :
1.
Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat limbah peternakan untuk menciptakan energi lestari dan memelihara lingkungan hidup
2.
Meningkatkan ketrampilan pembuatan biodigester yang mudah dan murah,
sehingga masyarakat dapat membuat biodigester secara missal
3.
Mengajak masyarakat untuk memasyarakatkan pemanfaatan limbah peternakan
sebagai sumber energi dan pupuk yang lestari
D.
LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Jasa, desain, barang
dan artikel ilmiah.
E.
KEGUNAAN
Diharapkan bahwa hasil program ini akan berguna untuk:
1.
Menghasilkan jasa
pelatihan produksi
bahan bakar yang murah dan mudah di pindah-pindahkan (portable)
2.Membantu masyarakat
untuk mandiri energi dan hemat energi
3.Menghemat keuangan
dan meningkatkan labah bagi usaha kecil
4.Membantu pemerintah
untuk mengurangi subsidi BBM
5.Membuat
lingkungan menjadi bersih dan pedagang
serta ternak ayam sehat
6.Menerapkan
dan menyebarluaskan informasi tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi
(IPTEKS) kepada masyarakat
luas.
F.
Gambaran
Umum Masyarakat Sasaran
- Kotoran hewan bertumpuk
- Kotoran hewan belum diolah
- Pendidikan masyarakat yang kurang
- Pengetahuan mengolah kotoran maksimal
- Mereka sering keolahan bahan bakar minyak tanah
dan gas yang sering langkah dan mahal.
- Pendapatan mereka yang rendah
- Kehidupan mereka di bawah kesejaterahaan
- Lingkungan yang
kotor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar